BRAZIL: Para peneliti dari São Paulo State Research Support Foundation (Visp) telah memelopori pengembangan perangkat revolusioner yang dikenal sebagai “human-on-a-chip” atau “body-on-a-chip” (BoC), yang memanfaatkan teknologi pencetakan 3D .
Perangkat mutakhir ini, yang mampu mereproduksi jaringan manusia, telah berperan penting dalam mengevaluasi toksisitas berbagai produk, menandai tonggak penting dalam penelitian biomedis.
Pemanfaatan dalam Pengujian Toksisitas Produk
Dewan Komisaris, yang menciptakan kembali jaringan kulit dan usus, telah dikerahkan untuk pengujian toksisitas di beberapa negara, termasuk Brasil. Pelaku industri besar, seperti raksasa kosmetik Nature, telah menggunakan teknologi ini sejak paruh pertama tahun 2023.
Ahli biologi Juliana Lago menjelaskan, “Kami menerapkan bahan yang ingin kami uji pada kulit yang direkonstruksi dan mengevaluasi toksisitasnya, serta menyimulasikan tindakan tubuh manusia.”
Klik untuk Mengunjungi situs web Produsen Bahan Gigi Kelas Dunia Terkemuka di India, Diekspor ke 90+ Negara.
Pendekatan inovatif ini mengatasi permasalahan etika yang sebelumnya terkait dengan uji keamanan dan efektivitas, khususnya di industri kecantikan, kebersihan pribadi, dan parfum. Dengan mengganti pengujian pada hewan, yang dilarang pada Maret 2023 oleh Dewan Nasional Pengendalian Eksperimen Hewan (Concea), dengan teknologi BoC, para peneliti dapat melakukan penilaian toksisitas yang komprehensif sambil memastikan kepatuhan terhadap standar etika.
Bahan dan Proses Produksi
Startup 3DBS, yang berbasis di Campinas, Brasil, memainkan peran penting dalam memproduksi jaringan manusia menggunakan teknologi pencetakan 3D. Jaringan usus dibuat dari sel-sel yang bersumber dari bank sel di Rio de Janeiro, sedangkan jaringan kulit berasal dari sel manusia yang diperoleh dari sampel jaringan yang dikumpulkan selama operasi.
Ahli biologi Ana Luisa Milas menjelaskan, “Sel yang diangkat dari operasi pada anak-anak dengan cepat menghasilkan kolagen tipe I, yaitu protein yang kita butuhkan karena memberikan ketahanan dan elastisitas kulit.”
Selain penerapannya dalam penelitian biomedis, teknologi pencetakan 3D telah menemukan beragam penerapan, termasuk prostetik medis dan gigi khusus, suku cadang kompleks untuk industri otomotif dan dirgantara, serta produksi cetakan dan bahan habis pakai khusus atau bervolume rendah.
Raih Pengoperasian yang Mudah dan Nyaman dengan Perangkat X-RAY Portabel XR-01 Ringkas dari Rolence.
Selain itu, kemajuan seperti pengembangan jaringan kulit dengan struktur yang mirip dengan folikel rambut melalui bio-printing menjanjikan intervensi terapeutik di masa depan dalam penyembuhan luka dan perawatan cangkok.
Prospek Masa Depan dan Penelitian yang Sedang Berlangsung
Evolusi teknologi pencetakan 3D yang sedang berlangsung membuka jalan baru bagi penelitian ilmiah dan inovasi medis. Dengan kemajuan berkelanjutan dan kolaborasi antardisiplin, para peneliti bertujuan untuk memanfaatkan potensi penuh teknologi ini untuk mengatasi tantangan perawatan kesehatan yang kompleks dan meningkatkan hasil pasien.
Informasi dan sudut pandang yang disajikan dalam berita atau artikel di atas tidak mencerminkan pendirian atau kebijakan resmi Dental Resource Asia atau Jurnal DRA. Meskipun kami berusaha untuk memastikan keakuratan konten kami, Dental Resource Asia (DRA) atau Jurnal DRA tidak dapat menjamin kebenaran, kelengkapan, atau ketepatan waktu semua informasi yang terkandung dalam situs web atau jurnal ini.
Perlu diketahui bahwa semua detail produk, spesifikasi produk, dan data di situs web atau jurnal ini dapat diubah tanpa pemberitahuan sebelumnya untuk meningkatkan keandalan, fungsionalitas, desain, atau karena alasan lainnya.
Konten yang dikontribusikan oleh blogger atau penulis kami mewakili pendapat pribadi mereka dan tidak dimaksudkan untuk mencemarkan nama baik atau mendiskreditkan agama, kelompok etnis, klub, organisasi, perusahaan, individu, atau entitas atau individu apa pun.